Terowongan tambang bawah tanah |
Insinyur Pertambangan bertanggungjawab untuk mendesain dan mengimplementasikan
metoda tambang yang cocok dengan pertimbangan ekonomis dan keselamatan yang
tepat. Lebih dari itu, desain dari penggalian besar harus mengacu pada beberapa
parameter geomekanik, yang dapat diperoleh dari pengujian batuan di
laboratorium dan perngujian insitu (di lapangan).
Pengujian di
laboratorium diperoleh dari sampel batuan dalam ukuran yang kecil. Pengujian secara
insitu untuk menentukan arah dan besar dari tegangan insitu sangat jarang
dilakukan karena biaya yang sangat mahal.
Sampel batuan uji |
Walaupun pengujian insitu bawah tanah dilakukan dalam beberapa tambang, kegagalan
seperti atap runtuh, dinding dan lantai yang terdeformasi, dan penyanggaan tetap
terjadi. Hal ini berkaitan dengan ketidaksanggupan insinyur tambang maupun geoteknik untuk
sepenuhnya mengerti kondisi massa batuan sebenarnya dan karena keterbatasan informasi
yang didapatkan, baik dari pengujian laboratorium, insitu, ataupun observasi
lapangan.
Massa batuan |
Massa batuan (batubara) |
Masalah geomekanika yang dapat diindentifikasi dari tambang open pit adalah
kestabilan lereng tambang dan lereng timbunan, daya dukung tanah, dan efisiensi
pemberaian batuan. Selain itu, masalah yang didapatkan pada tambang bawah tanah
adalah sebagai berikut, menentukan parameter masukan untuk analisis kestabilan
bukaan bawah tanah, penentuan tegangan insitu, dan pemilihan metode
penambangan.
Runtuhan pada lereng tambang yang tidak stabil |
Demikian penjelasan mengenai pertimbangan geoteknik rockmass vs Insitu Sample. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar