Total Moisture (TM)
Total Moisture adalah
jumlah
keseluruhan
kadar
air yang terkandung
di dalam
batubara.
Free Moisture
Menggambarkan
persentase
jumlah
air yang menguap
dari sampel batubara
yang dikeringkan
pada
kondisi
ruangan
(suhu
dan kelembaban
ruangan).
Residual
Moisture (RM)
Adalah persentase moisture
yang tersisa dalam
batubara yang telah dikeringkan atau telah
diketahui free moisturenya.
Residual moisture adalah moisture pada sample analisa yang mengacu pada
standard ASTM – D3173. Nilai ini juga mengacu pada moisture pada air dried
basis di ASTM D3180.
Proxymate Analysis
Proxymate Analysis adalah
suatu
rangkaian analisa
yang dilakukan
untuk
mengetahui
nilai
dari
parameter ash content, volatile matter dan fixed
carbon
pada
nilai
moisture sample
tertentu.
Moisture
in the analysis Sample
Moisture
in the analysis sample adalah nilai
yang menyatakan
kadar
air yang dikandung
oleh
contoh
batubara
yang dianalisa
di laboratorium.
Ash Content
Ash content atau kandungan abu adalah sisa / residu dari pembakaran batubara,
yang tidak dapat terbakar (non
combustible materials) [SiO2,
Al2O3, Fe2O3,
MgO, Na2O,
K2O, Mn3O4,
P2O5].
Tumpukan batubara
Volatile Matter (VM)
Volatile Matter adalah
parameter yang menyatakan jumlah kandungan zat terbang / zat mudah menguap dalam batubara.
Fixed Carbon (FC)
Fixed
Carbon merupakan
kandungan
karbon
padat
yang terdapat
pada
batubara.
Fixed Carbon
tidak
dinalisa
dilaboratorium,
melainkan
didapat
dari
perhitungan
:
FC = 100 – M – A – VM
Ultimate Analysis
Ultimate
Analysis (analisa
Ultimat)
adalah
analisa
yang memeriksa
unsur-unsur
zat
organik
di dalam
batubara,
seperti
karbon, hidrogen, nitrogen, sulphur dan oksigen.
Keseluruhan
parameter tersebut
dianalisa
di laboratorium
kecuali
Oksigen.
Sulphur
Di
dalam batubara, sulphur dapat
merupakan bagian dari
material carbonaceous atau
bagian dari mineral sulphat dan sulphida.
Sulphur dalam
batubara terdapat dalam
tiga bentuk, yaitu
pyritic sulphur, sulphate sulphur dan organic sulphur.
Terdapatnya sulphate sulphur dalam batubara sering dipergunakan sebagai petunjuk bahwa
batubara tersebut telah
mengalami oksidasi, sedangkan pyritic
sulphur dianggap sebagai salah
satu penyebab timbulnya spontaneous
combustion.
Specific Energy
Specific
Energy adalah
jumlah
panas
yang dihasilkan
apabila
sejumlah
tertentu
batubara
dibakar.
Nilai spesifik energi yang
didapat
pada
kondisi
tersebut
diatas
dikenal
dengan
istilah
Gross Specific Energy.
Maksimum
energi
yang dapat
dicapai
pada
proses ini
dikenal
dengan
istilah
Net Specific Energy.
Satuan
untuk
Specific Energy
adalah
Kcal/kg, MJ/kg
atau
Btu/lbs.
Hardgrove Grindability Index (HGI)
Hardgrove
Grindability Index (HGI) merupakan indeks yang
menggambarkan tingkat kemudah gerusan dari batubara oleh alat pulverizer. Semakin tinggi
index HGI, maka semakin mudah batubara tersebut digerus, dan
sebaliknya. Di tambang batubara di Kalimantan Selatan range HGI nya berkisar antara 35 - 55.
Ash Analysis
Salah satu
sifat
penting
pada
pemakaian
batubara
dalam
industri
adalah
sifat
mineralnya
pada
proses pembakaran.
Rasio kelompok
unsur
tertentu
yang terkandung
di dalam
batubara
dikenal
dengan
istilah
slagging dan fouling
factor.
Slagging adalah
kerak
yang menempel
pada
dinding
dalam
ruang
pembakaran
dan pipa-pipa
superheater
yang berjarak
renggang
sebagai
akibat
pada
proses pembakaran
batubara.
Fouling adalah masalah yang timbul pada
proses pembakaran dimana abu
halus yang mengandung sodium menguap bersama-sama sulphur dan bereaksi membentuk kerak
keras yang menempel pada pipa - pipa superheater yang berjarak rapat,
pada pipa-pipa reheater, dan pada
pipa economizer.
Ash
Fusion Temperatures
Komposisi ash suatu batubara sangat erat
hubungannya dengan nilai
ash fusion temperature. Ash yang banyak mengandung oksida besi, kalsium,
magnesium, natrium dan
kalium yang tinggi umumnya mempunyai nilai
Ash Fusion Temperature yang rendah, sedangkan ash yang mengandung silika, alumunium dan titan
yang tinggi umumnya mempunyai nilai
ash fusion temperature yang tinggi.
Size Distribution
Pengujian
ini
penting
untuk
perancangan plant,
mengukur
kinerja
Crushing Plant dan mengukur
jumlah
partikel
baik
yang halus
maupun
oversize dalam proses pengapalan
batubara.
Untuk
mengetahui
variabilitas suatu
komoditas,
maka
dibuat
grafik
antara
size dan kandungan
abu
batubara,
yang dikenal
sebagai
size ash index.
Traces Element
Trace
Element dikenal
juga
sebagai Trace Metals atau Heavy Metals. Beberapa
unsur
Trace element yang
sering
diminta
untuk
dianalisa
adalah
: B, Hg, As, Se Zn, Cu, Pb,
Ag dan Be. Unsur-unsur
ini
yang terkandung
dalam
batubara
tergolong
bahan
beracun
dan berbahaya (B3).
Semoga artikel ini bermanfaat bagi rekan - rekan Sobat Tambang.